Syair Bujang Kampungan (Ejaan dan Bunyi Disesuaikan)
Syair bujang kampungan,
Kelewat pandai jahit setangan,
Ibarat nona barang dagangan,
Boleh dibeli dipegang jangan.
Ada bujanglah di Gang Koja,
Mau makan malas kerja,
Kematnya tajam seperti waja,
Tuan yang kena 'lah ingat saja.
Ada bujang di Pejagalan,
Rumahnya dekat di pinggir jalan,
Dilihat terang cahyanya bulan,
Tiada 'kan dapat buat sesalan.
Adalah bujang di Kampung Baru,
Mukanya pucat bibirnya biru,
Kalau malam dilihat saru,
Dilihat siang jadi keliru.
Ada bujang di Pegareman,
Serentaklah cakap dia punya roman,
Ibarat nona bungah di taman,
Mau dipetik bakal ciuman.
Ada bujang di Gedung Panjang,
Jikalau tidur suka telanjang,
Mukanya tirus lehernya jenjang,
Sayang sedikit mata keranjang.
Ada bujang tinggal di Orpa,
Hitamlah manis dia punya rupa,
Harum baunya seperti dupa,
Tapinya dijual tidak berapa.
Ada bujang di Pebambuan,
Kasih bermakan air di cawan,
Pikiran kusut tiada karuan,
Abis penggoda segala hewan.
Ada bujang di Kampung Melaka,
Dia suka jalan bertingkah-tingkah,
Dasaran saya untung celaka,
Bakalan masuk api neraka.
Ada bujang di Pasar Pagi,
Di mana tempat jinak dia pergi,
Hitamlah manis badan persegi,
Tiada boleh mendapat lagi.
Ada bujang Kampung Tongkangan,
Suka dia jalanlah kelilingan,
Sepuluh juga dilarang jangan,
Dasaran dia tiada pantangan.
Ada budjang tinggal di Kongsi,
Duduk makan di warung nasi,
Bagaimana akal mau dikasih,
Ibarat kuelah sudah basi.
Ada bujang Kampung Patekoan,
Duduk menyender di atas lankan,
Tengok di kiri di kanan bukan.
Ada yang lainlah saya sungkan.
Ada bujang di Toko Tiga,
Tadi tinggal di Gang Mangga,
Mau dibuanglah belum tega,
Rindunya datang tiada terduga.
Ada bujang Kampung Pancoran,
Kelewat pintar membaca koran,
Banyak yang dengarlah pada heran,
Yang mana nona bakal pikiran.
Ada bujang di tanah lapang,
Suka nonton komedi Jepang,
Mentanglah mentang si tuan gampang,
Jadi si nonton bakal selempang.
-si Nona Bujang